Selasa, 30 Maret 2010

.Omongan Orang.

"Eh kamu sama si A dibilang males loh."

"Eh..eh..tau gak sih kamu jadi bahan pembicaraan ibu-ibu itu loh."

Familiar dengan kalimat di atas? Buat saya, jawabannya iya. Kalimat itu menunjukkan bahwa manusia itu memang makhluk sosial, saking sosialnya sampe segala macam hal dikomentarin. Mulai dari telat masuk kantor, hobi nelpon pas jam kerja, meja gak rapih, semuanya dikomentarin. Dan payahnya hal-hal kaya' gitu gak cuma diomongin dalam hati, tapi diperbincangkan di semua tempat, sampe kalo bisa satu dunia tahu. Oh lebay sih. Hee.

Nah post ini ingin saya tulis karena tadi sore baru aja mendengar tentang hal-hal semacam itu terjadi di lingkungan sekitar saya. Jujur saya sih pengennya gak peduli. eh tapi kok jadi penasaran pengen tahu, kenapa sih orang2 pada ngomongin orang ini? Lalu saya jadi bertanya-tanya dalam hati, jangan2 saya juga pernah diomongin kaya' gini? hanya karena belum pernah denger secara langsung aja jadi saya gak tahu.

Saya tahu sih, saya bukan orang yang bisa selalu menyenangkan orang lain. Maksud saya menyenangkan diri sendiri aja saya masih susah, kok juga punya tanggung jawab menyenangkan hati orang lain. Tapi ya itu..karena kita ini makhluk sosial yang harus mau-tidak-mau dan suka-tidak-suka harus berinteraksi dengan orang yang kadang lebih tua, lebih senior, atau yang jabatannya lebih tinggi, jadi ya kita sekali lagi mau-tidak-mau dan suka-tidak-suka harus menyenangkan orang-orang itu, kecuali kita yang punya perusahaan. Itu berarti kita yang harus dibikin senang. Hee.

Dulu saya selalu mikir setiap kali ada saya denger kabar kalau saya diomongin orang, ya omongan jelek pastinya, kalau omongan baik sih saya ya ucapkan terima kasih. Hee. Dan ketika saya pikirin omongan itu, bukannya saya malah berbenah diri, eh saya malah makin drop. Apalagi kalau pakai dibanding-bandingkan dengan orang lain. Males banget gak sih.
Nah belakangan ini saya mulai mencoba untuk tidak terlalu ambil pusing dengan omongan2 itu, yah itung2 latihan kepercayaan diri lah. Eh tapi susah, bo. Omongan2nya makin kenceng. Hihihi.
Padahal pikiran saya kalau kita merasa apa yang kita lakukan itu benar dan (harusnya) gak ganggu orang lain mestinya gak usah pada ribut dong. Istilahnya hidup-hidup saya ini, mau digimanain emang situ yang nanggung dosa saya. Hee. Ini benernya pembenaran terselubung sih.

Tapi jujur samapi sekarang saya bingung mesti diapain sih omongan-omongan itu? apakah omongan itu gak bisa ditahan saja di dalam hati atau tulislah di diary biar cuma dirinya dan Tuhan yang tahu. Eh tapi kok saya malah ngangkat tulisan ini di blog ya? hee..

Anyyywaaayy.. ya sutralah, untuk saat ini saya masih mencoba berpegang teguh pada prinsip gak usah dengerin omongan orang apalagi yang merendahkan dan melemahkan saya. Saya merasa sudah melakukan yang terbaik, dan suka-tidak-suka, saya ada di lingkungan anda :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar